Profil PT. Hartono Istana Electronic
Polytron merupakan perusahaan terbesar juga terkemuka di bidang elektronik di Indonesia. Kekuatan dari Polytron ada pada kualitas suara dan design nya serta pada kualitas suara dan desainnya. Polytron memiliki 2 pabrik masing-masing di Kudus seluas 70.000 m2 dan di Sayung Semarang 130.000 m2 (merupakan pabrik lemari es terbesar di Jawa Tengah) dengan karyawan lebih dari 6.000 orang, 11 kantor perwakilan, 5 authorized dealer, 50 service centre yang meliputi seluruh Indonesia. Persahaan ini berdiri sejak 16 Mei 1975 di Kudus dengan nama PT. Indonesian Electronic & Engineering, kemudian 18 September 1976 berubah nama menjadi PT. Hartono Istana Electronic, lalu merger dan menjadi PT. Hartono Istana Teknologi.
Mendengar maupun melihat merek Polytron, boleh jadi yang terbayangkan adalah produk elektronik dari luar negeri. Padahal, sesungguhnya Polytron lahir di Tanah Air, di Kudus, Jawa Tengah (Jateng), yang kemudian menembus pasar Eropa, ASEAN, Timur Tengah, dan Australia. Bahkan, Polytron bisa dikatakan kini tinggal satu-satunya produk nasional-tanpa prinsipal-yang masih bertahan, setelah melalui perjuangan panjang dan gelombang pasang surutnya industri elektronik nasional. Kompas/andi suruji Menurut yang punya merek, Polytron merupakan gabungan dua kata, yaitu poly yang berarti banyak, dan tron diambil dari kata elektronik. Jadi, Polytron diartikan sebagai kumpulan (banyak) elektronik. Barang elektronik, seperti produk audio, video, kulkas, mesin pengatur suhu udara (AC), dan pompa air merek Polytron sebenarnya lahir dari tangan putra-putri Indonesia di Kudus, Jateng, yang diakui pemiliknya kini menguasai 15 persen pangsa pasar produk elektronik nasional untuk produk sejenis.
Sejarah Polytron dimulai saat pemilik pabrik rokok PT Djarum Kudus mendirikan perusahaan dengan nama PT Indonesia Electronic dan Engineering dengan penyertaan modal sebesar Rp. 50 juta untuk memproduksi barang elektronika. Sebagai industri rokok yang berekspansi ke industri elektronika, sejak awal pemilik perusahaan tidak mau melibatkan pihak maupun modal asing. Sejak berdiri perusahaan ini tidak memiliki prinsipal sehingga tidak harus membayar royalti pada setiap produk yang dihasilkan. Kemudian pada tahun 1977, perusahaan mencoba merekrut 14 tenaga kerja perempuan lulusan SMEA dan SMA untuk dilatih menyolder dalam usaha merakit komponen menjadi rangkain produk elektronika. Didatangkanlah komponen-komponen elektronika dari Singapura sebagai bahan training 14 karyawan tersebut.
Setelah dianggap cukup berlatih dan belajar, masih di tahun yangsama pabrik di Kudus ini mulai mendatangkan komponen dari Belgia untuk memulai proses alih teknologi dari Philips-MBLE Belgia. maka diluncurkanlah produk televisi pertama mereka dengan diberinama merek Polytron. namun televisi pertama buatan mereka ini ternyata gagal di pasaran karena ukuran televisinya yang besar dan masih memerlukan kotak speaker sehingga tidak menarik pembeli yang ingin produk yang praktis. Di sinilah pabrik ini mengalami kegagalan dalam pemasaran. Kala itu, produk mereka ditolak oleh toko-toko elektronika bahkan lebih parahya lagi sang dirut pernah diusir oleh toko tatkala menawarkan Polytron ini. Tapi menyadari bahwa pada dasarnya mereka merupakan pabrik rokok yang ingin menguasai industri elektronika, makanya mereka bersedia menjalani masa-masa sulit itu sebagai kesempatan untuk belajar.
Dari semula menggunakan teknologi Eropa mereka beralih ke teknologi Hongkong. Dari komponen-komponen yang diimpor dari Hongkong, kamudian saai itu mereka meluncurkan televisi hitam putih 20 inchi. Dalam waktu bersamaan mereka membuka lembaga riset serta pengembangan sendiri sehingga sejak itu mereka menjadi pabrik elektronika dengan desain produk yang diciptakan sendiri. Alih teknologi televisi juga didapakan melalui kerjasama mereka dengan perusahaan televisi Salora dari Finlandia yang saat ini bernama Nokia. Sejalan perkembangannya, nama perusahaan kemudian berubah dari PT Indonesia Electronic dan Engineering menjadi PT Hartono Istana Electronics, dan di tahun 2000 berubah lagi menjadi PT Hartono Istana Teknologi. Sejalan dengan perubahan namanya, perusahaan ini sudah berhasil mengembangkan teknologi televisi berwarna hemat energi (40 Watt) yang memeiliki ukuran 17, 20 dan 26 Inchi. Bahkan mereka mampu menghasilkan televisi dengan daya 20 watt saja, yang diklaim sebagai yang pertama di dunia. Dewasa ini Polytron juga mulai mengekspor produknya walau harus merubah bendera supaya diterima pasar lokal Eropa.
Sumber: Polytron
Lowongan Kerja Terbaru Hartono Istana Teknologi Polytron
Posisi : Laboratorium Uji
Persyaratan:
- S1 T. Elektro
- Pria max 30 th
- IPK min 2.75
Posisi : Foreman/ Teknisi Prod
Persyaratan:
- SMK/ D3 T. Mesin Industri
- Pria max 25 th
- IPK min 2.75
Posisi : Supervisor Produksi
Persyaratan:
- D3/ S1 T. Mesin
- Pria max 30 th
- IPK min 2.75
Posisi : Staff Produksi
Persyaratan:
- D3/ S1 Teknik Industri
- Pria max 30 th
- IPK min 2.75
Posisi : Mold & Dies Engineer
Persyaratan:
- D3 Mesin Industri ( ATMI )
- Jur.Teknik Perancangan Mesin
- Pria max 30 th
- IPK min 2.75
Posisi : Engineer Utility/HSE
Persyaratan:
- D3/ S1 T. Elektro Arus
- D3/ S1.T. Kimia
- Pria max 30 th
- IPK min 2.75
Jika nda tertarik dan memenuhi kualifkasi di atas, silakan kirimkan lamaran dan berkesas lengkap. Harap Pada lamaran dicantumkan kode Lowongan yang dikehendaki ( A atau B dst )
Bersedia di tempatkan di Sayung Demak (9 km dari Semarang)
Lamaran dikirimkan ke Email : al.purwanto@polytron.co.id
Sumber Lowongan
Bersedia di tempatkan di Sayung Demak (9 km dari Semarang)
Lamaran dikirimkan ke Email : al.purwanto@polytron.co.id
Sumber Lowongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar